Desember 28, 2007

Apa itu Diabetes Mellitus ?

Diabetes mellitus (DM) (dari kata Yunani διαβαίνειν, diabaínein, "tembus" atau "pancuran air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis"[2]) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalismikroskop elektron.[3] dalam pemeriksaan dengan

Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangrenamputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.

Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumpah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga di seluruh dunia.

Pada orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi glokosa yang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi dengan bantuan insulin. Pada orang yang menderita kencing manis, glukosa sulit masuk ke dalam sel karena sedikit atau tidak adanya zat insulin dalam tubuh. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi yang nantinya dapat memberikan efek samping yang bersifat negatif atau merugikan. Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni penderita kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dilebung atau dikerubuti semut.

Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya. Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl. Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk / gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya.

Tidak jarang bagi penderita yang parah bisa amputasi anggota tubuh karena pembusukan. Oleh sebab itu sangat dianjurkan melakukan perawatan yang serius bagi penderita serta melaksanakan / menjalani gaya hidup yang sehat dan baik bagi yang masih sehat maupun yang sudah sakit. Terdapat dua tipe diabetes mellitus, DM tipe 1 adalah di mana tubuh kekurangan hormon insulin atau istilahnya Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya atau istilahnya Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).

Diabetes bukan 100% penyakit turunan. Diabetes melistus bisa disebakan riwayat keturunan maupun disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Setiap orang bisa terkena penyakit kencing manis baik tua maupun muda. Waspada bagi anda yang memiliki orang tua yang merupakan pengidap diabetes, karena anda akan juga memiliki bakat gula darah jika tidak menjalankan gaya hidup yang baik.

Resiko terkena diabetes dapat dikurangi dengan mengatur pola makan yang sehat, rajin olahraga, tidur yang cukup, menghindari rokok mirasantika dan lain sebagainya. Bagi anda yang sudah terkena diabetes sebaiknya berolahraga setiap pagi, makan makanan yang bergizi rendah karbohidrat dan lemak namun tinggi protein, vitamin dan mineral. Perbanyak makan sayuran dan makanan berserat tinggi lainnya.

Rajin-rajin memeriksakan kandungan gula darah anda dan menginjeksi insulin ke dalam tubuh dan minum obat jika diperlukan sesuai petunjuk dokter secara teratur. Dengan begitu anda dapat menghindar dari resiko efek yang lebih parah.

Cegah Diabetes Sebelum Terjadi

Diabetes merupakan penyakit keturunan dalam keluarga

Diabetes tipe 2 merupakan penyebab utama dari kebutaan pada orang dewasa, kerusakan ginjal dan amputasi non-traumatik, dan merupakan penyebab utama dari penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke. Orang dewasa bukan merupakan satu-satunya yang beresiko terhadap diabetes. Kondisi ini dengan cepat meningkat pada remaja yang mengidap obesitas. Munculnya penyakit jantung arteri biasanya muncul sebelum dipastikan menderita diabetes, dan mulai pada usia yang sangat muda.

Sebelum berkembang menjadi diabetes tipe 2, biasanya selalu menderita pre-diabetes, yang memiliki gejala tingkat gula darah lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosa diabetes. Setidaknya 20% dari populasi usia 40 hingga 74 menderita pre-diabetes. Penelitian menunjukkan beberapa kerusakan dalam jangka panjang, terutama pada jantung dan sistem peredaran darah selama pre-diabetes ini.

Dengan pre-diabetes, anda akan memiliki resiko satu setengah kali lebih besar terkena penyakit jantung. Saat Anda menderita diabetes, maka resiko naik menjadi 2 hingga 4 kali. Akan tetapi, pada beberapa orang yang memiliki pre-diabetes, kemungkinan untuk menjadi diabetes dapat ditunda atau dicegah dengan perubahan gaya hidup.

Diabetes dan pre-diabetes dapat muncul pada orang-orang dengan umur dan ras yang beragam, tetapi ada kelompok tertentu yang memiliki resiko lebih tinggi.

Bila berat badan melebihi normal apakah mengalami pre-diabetes?

Bila Anda kelebihan berat badan dan berusia lebih dari 45 tahun, segera periksakan kesehatan Anda. Pre-diabetes butuh waktu selama 10 tahun untuk berkembang menjadi diabetes, selama jangka waktu ini anda masih mungkin untuk membalikkan keadaan atau menunda penyakit tersebut.

Pre-diabetes tidak memiliki gejala nyata, oleh karena itu pola makan yang sehat dan meningkatkan aktivitas fisik dapat mengurangi resiko perkembangan tersebut.


Rekomendasi dari para ahli

Dokter dari American Diabetes Association merekomendasikan pada orang dengan usia 45 tahun atau lebih dan mengalami pre-diabetes untuk screening. Mengapa perlu? Karena :

* Bila kadar gula darah berada dalam jangkauan pre-diabetes, ancaman untuk terkena serangan jantung atau stroke meningkat menjadi 50%.
Kecendrungan pre-diabetes untuk berkembang menjadi diabetes tipe 2 dapat diperlambat atau dihentikan dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Bersamaan dengan memperlambat atau menghentikan perkembangan pre-diabetes menjadi diabetes tipe 2, perubahan dari olah raga dan pengendalian berat badan dapat mengembalikan kadar gula darah menjadi normal.
Uji sreening standar seperti tes gula darah puasa, contoh darah diambil setelah berpuasa selama 12 jam untuk memeriksa kadar gula atau tes oral glukosa , contoh darah diambil setelah mengkonsumsi gula dengan kadar dengan interval waktu 2 jam.
Kelompok lain dengan resiko: Screening juga direkomendasikan untuk dewasa muda berusia kurang dari 45 tahun dan kelebihan berat badan, terutama yang memiliki faktor resiko seperti dibawah ini:

* Anggota keluarga yang menderita diabetes

* Kadar kolesterol HDL yang rendah dan trigliserida yang tinggi

* Tekanan darah tinggi

* Mempunyai sejarah gestational diabetes atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pounds.

* Berasal dari ras yang beresiko tinggi mengidap diabetes tipe 2 yaitu indo Afrika-Amerika, Amerika-India, Amerika-Latin dan Amerika-Asia.


Saat penggunaan obat resep secara rutin tidak dianjurkan, keuntungan didapatkan dari beberapa orang yang menggunakan Metformin. Metformin merupakan biguanida yang menurunkan kadar gula darah dengan menurunkan produksi glukosa oleh hati. Metformin juga membantu menurunkan kadar gula darah dengan membuat jaringan otot lebih sensitif terhadap insulin sehingga gula dapat masuk ke dalam sel.

Penurunan berat badan sedikit dapat berarti keuntungan yang besar

Program pencegahan diabetes dengan mengatur pola makan dan olahraga yang teratur, termasuk penurunan 5 hingga 7 persen dari berat badan total dapat menurunkan resiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 60 persen. Caranya adalah dengan mengurangi asupan lemak serta dengan berjalan setidaknya 30 menit dalam sehari, lima hari dalam seminggu.

Penurunan berat badan juga merupakan alat yang baik untuk orang berusia 60 tahun atau lebih, dapat mengurangi perkembangan diabetes tipe 2 lebih dari 70 persen. Hal ini juga berlaku bagi wanita yang pernah mengalami gestational diabetes, orang yang memiliki resiko terkena diabetes tipe 2.

Kriteria yang mengikuti program pencegahan diabetes berada dalam arak usia 25 hingga 85 tahun dengan rata-rata usia adalah 51 tahun. Semuanya memiliki kelainan toleransi glukosa dan telah diukur dengan tes oral glukosa, dan semuanya memiliki kelebihan berat badan atau obesitas (rata-rata BMI adalah 34). Sekitar 29 persen dari grup kontrol mengalami diabetes selama periode 3 tahun, hanya 14 persen dari kelompok yang mengatur pola makan serta olah raga dan 22 persen dari kelompok yang mengkonsumsi Metformin yang berkembang menjadi diabetes.

Perlukah pencegahan dilakukan sepanjang hidup?

Program pencegahan diabetes dijalani selama 3 tahun, dalam jangka waktu tersebut diharapkan gaya hidup sehat tersebut dapat bertahan terus selama hidup. Studi lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa cara ini dapat mengurangi komplikasi dari penyakit kardiovaskular dan artherosklerosis yang merupakan penyebab kematian pada penderita diabetes tipe 2.