September 27, 2008
Kanker Payudara
Kanker payudara menduduki posisi kedua terbanyak sebagai penyebab kanker di
Indonesia. Menurut WHO, sebanyak 8 – 9 % wanita akan mengalami kanker payudara dalam hidupnya. Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru ditemukan di berbagai negara berkembang dan kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. Sayangnya sampai saat ini penyebab kanker payudara masih belum diketahui.
Siapa Saja yang Rentan Resiko?Namun ada beberapa hal yang dapat meningkatkan resiko kanker payudara, antara lain usia, riwayat kesehatan, faktor keturunan, faktor hormonal seperti menstruasi pertama terlalu cepat dan menopause dini. Selain itu upaya menunda kehamilan atau kehamilan pertama terjadi di atas usia 30 tahun juga bisa meningkatkan resiko. Gaya hidup yang tidak sehat, misalnya sering mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jahat, atau kurang berolahraga, juga dapat memperbesar resiko terserang kanker payudara.
Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Hanya 6%-nya terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 40 tahun. Meski demikian, kian hari makin banyak penderita kanker payudara yang berusia 30-an. Oleh karena itu jika Anda termasuk golongan yang beresiko tinggi, meski baru berusia 30-an, tak ada salahnya untuk lebih bersikap waspada terhadap perubahan yang terjadi pada payudara Anda.
Apa Saja Gejala-gejala Kanker Payudara?Indonesia sudah cukup lama mengkampanyekan SADARI (periksa payudara sendiri). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan.
Dengan SADARI, Anda harus meraba ada/tidaknya benjolan, baik yang sakit maupun yang tidak. Benjolan dapat menandakan adanya tumor. Walau tidak semua benjolan di payudara berbahaya, namun jika Anda temukan sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu perhatikan kulit payudara, apakah pembuluh vena-nya semakin terlihat? Apakah kulit di sekitar puting menjadi berkerut? Kemudian cermati puting payudara bila ada cairan lengket atau darah yang keluar. Terakhir, perhatikan ukuran dan posisi payudara. Bila ukurannya mengecil atau posisi yang satu lebih rendah daripada yang lain, sebaiknya jangan dianggap remeh.
Tidak Semua Berupa Benjolan, Lho!Hati-hati, ternyata ada sejumlah kecil kanker payudara muncul tanpa adanya benjolan sama sekali, dan gejala ini bisa mengecohkan kita semua, bahkan para dokter. Jenis kanker payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer (IBC) ini cukup jarang dan jenis yang sangat agresif. Jika tidak segera terdiagnosa maka bisa menyebabkan kematian. Kenali gejala-gejalanya seperti :
1. Pertumbuhan ukuran payudara yang cepat dan tidak normal
2. Timbul kemerahan, ruam atau bisul pada payudara
3. Rasa gatal berkepanjangan pada payudara atau puting
4. Adanya penebalan pada jaringan payudara
5. Timbul rasa sakit yang menusuk-nusuk dan/atau nyeri pada payudara
6. Timbul rasa panas (seperti demam) pada payudara
7. Adanya pembengkakan nodus limfe di ketiak atau di bawah tulang selangka
8. Adanya lesung pada payudara
9. Puting payudara menjadi rata atau melesak ke dalam
Inflammatory Breast Cancer ini sering disalahartikan sebagai infeksi. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, mintalah rujukan untuk melakukan mammogram. Jika ada perubahan warna pada payudara, minta pula rujukan untuk biopsy. Jika gejala-gejala tetap ada tanpa adanya diagnosa penyebabnya, minta pendapat kedua atau ketiga sampai ada dokter yang dapat menentukan penyebab gejala-gejala tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar